Putra Anggo : Kisah Nabi Ibrahim Part 2

Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala-berhala

Nabi Ibrahim adalah seorang cerdas dan ahli logika serta strategi yang ulung, ia ingin berdialog dengan Raja Namrud di hadapan orang banyak dengan cara ia hancurkan lebih dulu berhala-berhala yang menjadi sesembahan Raja Namrud dan rakyatnya. Hal itu ia lakukan ketika sang raja dan semua rakyat sedang berpesta hari raya dengan berburu di tengah hutan. Disaat rumah penyembahan berhala kosong maka Ibrahim masuk membawa kapak. Berhala-berhala kecil dan sedang dihancurkannya, lalu kapak yang dibawanya itu diletakkan di leher berhala yang paling besar.


Raja Namrud dan pengikutnya kembali dari perburuan dengan wajah gembira. Mereka akan mengadakan pesta pora sambil menyembah berhala diruang pemujaan. Namun betapa terkejut mereka saat melihat berhala-berhala itu telah cerai berai. “Kurang ajar siapa yang berani menghancurkan berhala kita ? “Raja Namrud meluapkan amarahnya. Tidak seorang pun menjawab, namun ada seorang saksi yang melihat bahwa hanya Ibrahim saja yang tidak ikut berburu ke hutan dengan alas an perutnya sakit. “Tangkap dia dan bawa ke hadapanku !” Perintah Raja Namrud. Ibrahim kemudian ditangkap, dalihnya karena hanya ia seorang yang tidak ikut keluar kota untuk berburu hewan. Pastilah ia yang melakukan penghancuran ini.

Ia dibawa ke hadapan Raja Namrud, disaksikan rakyat banyak ia diinterogasi. Ibrahim tersenyum, memang inilah yang diharapkannya. Bertanya Raja namrud : “Apakah kamu yang menghancurkan berhala-berhala itu ?” Bukan ! “jawab Ibrahim. “Ibrahim ! Sergah Raja Namrud. “Cukup banyak bukti yang menunjukkan kaulah pelakunya. Tak usah mungkir !” Bukan aku pelakunya ! Jawab Ibrahim untuk memancing emosi Raja Namrud. Ia ingin mengajak dialog raja itu.

Bailah Raja Namrud, “kata Ibrahim, “saya punya pikiran, kamu juga punya pikiran. Kalau mau mencari tahu siapa pelaku penghancuran berhala-berhala itu maka tanyakanlah kepada berhala yang paling besar itu. Bukankah kapak itu menggantung di lehernya, berarti berhala paling besar itu pelakunya.raja Namrud berang mendengar ucapan itu : “Hai Ibrahim kau sungguh bodoh ? dimana otakmu ? masak patung seperti itu akan saya ajak bicara mana mungkin dia bias bicara ? Kau jangan mengada ngada !

“Hai Raja namrud ! Kata Ibrahim dengan lantangnya, siapa sebenarnya yang bodoh. Mengapa patung yang tak dapat bicara dan bergerak kau jadikan Tuhan yang harus disembah. Mengapa patung dan berhala yang tak dapat melindungi dirinya itu kalian puja-puja, bukanlah ini kebodohan yang teramat sangat ?” Raja Namrud dan pengikutnya terdiam mendengar jawaban Ibrahim itu. Sebagian masyarakat akalnya sehat membenarkan ucapan Nabi Ibrahim itu, namun mana berani mereka angkat bicara. Sementara Raja Namrud dan pengikutnya tak dapat membantah. Hanya amarah yang timbul di hatinya, dan langsung Raja Namrud memerintahkan Ibrahim untuk ditangkap dan diikat.

Apa hukuman yang pantas dijatuhkan untuknya ? Taya Raja Namrud kepada para penasihatnya. Bakar ! bakar saja dia sampai mati ! jawab para penasihat kerajaan. Kayu-kayu segera dikumpulkan, Ibrahim diletakkan di atasnya dalam keadaan terikat kemudian dibakarlah ia hingga kayu yang bertumpuk-tumpuk itu habis. Raja Namrud dan rakyatnya mengira Ibrahim akan hangus menjadi abu. Namun setelah api itu padam Ibrahim masih segar bugar. Itulah mujizat Nabi Ibrahim. Tak mempan terbakar.

Dialog Ibrahim dengan Raja Namrud

Sesudah Ibrahim dibakar tidak mati, sebenarnya banyak rakyat yang mau mengikuti ajarannya. Tapi karena takut pada ancaman Raja Namrud, maka mereka masih banyak yang kafir. Nabi Ibrahim pun meneruskan dakwahnya untuk mengajak manusia hanya menyembah Allah. Hal ini membuat murka Raja namrud. Suatu hari Nabi Ibrahim dipanggil menghadap ke istana Raja Namrud. Engkau telah menyebarkan fitnah yang jahat sekali, “Kata Raja Namrud, “Adakah Tuhan selain aku ? Akulah Tuhan yang harus kamu sembah. Aku dapat megatur dan merusak segala-galanya. Siapakah yang lebih tinggi kekuasaannya dari pada aku ? Hukum yang kutetapkan mesti berlaku, keputusanku pasti berjalan. Semua orang tunduk kepadaku, mengapa kau menantangku ?”

Dengan tenang Ibrahim menjawab : Tuhanku adalah Allah. Dialah yang kusembah, dia telah menciptakan kamu dan aku yang asalnya tidak ada. Ia sanggup mematikan dan menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Ia adalah pencipta langit dan bumi. Raja Namrud menyanggah jawaban Ibrahim itu dengan pendapatnya yang konyol “ “Aku juga bias menghidupkan dan mematikan. Benarkah ? Tanya Nabi Ibrahim. Raja namrud kemudian memerintahkan pengawal untuk megeluarkan dua orang narapidana. Kemudian Namrud mengambil pedang, salah seorang dari narapidana itu dipenggal lehernya sampai mati, seorang lagi diampuni, dibiarkan hidup. Lalu Namrud berkata : “Begitulah caranya aku menghidupkan dan mematikan.”

“Itu bukan mematikan, melainkan membunuh dengan cara biadab dan kejam. “Kata Ibrahim, Tuhanku bias menjalankan matahari dari timur ke barat, jika kau memang berkuasa namrud, cobalah kau jalankan matahari itu dari barat ke timur !” Namrud terbungkam tak bias bicara. Tantangan Nabi Ibrahim benar-benar telah dijatuhkan oleh kecerdasan akal Ibrahim. Namrud terbungkam tak bias bicara. Tantangan Nabi Ibrahim benar-benar membuatnya keok, tak bias membantah lagi, ia benar-benar telah dijatuhkan oleh kecerdasan akal nabi Ibrahim. Sejak saat itu Namrud menganggap Ibrahim sebagai musuh besarnya.

Ibrahim Hijrah ke Mesir

Karena Negeri babilon tidak aman lagi bagi Ibrahim dan istrinya maka ia memutuskan untuk pindah ke Syam (Palestina). Bersama Luth yang kemudian juga menjadi Nabi dan beberapa pengikutnya ia meninggalkan Babilon. Namun tidak berapa lama di Negeri Palestina diserang bahaya kelaparan dan penyakit menular. Ibrahim dan pengikutnya kemudian pindah ke Mesir. Mesir pada waktu itu diperintah oleh Raja kejam dan suka berbuat seenaknya. Raja Mesir suka merampas wanita-wanita cantik walapun wanita itu bersuami

Ketika Raja Mesir mendengar bahwa Sarah adalah perempuan yang cantik maka Ibrahim dan Sarah dipanggil menghadap. Ibrahim berdebar, Raja Mesir memang mempunyai kebiasaan aneh, yaitu merampas istri orang yang berwajah cantik sekedar untuk menunjukkan betapa besar kekuasaannya, tak seorang pun berani menghalangi perbuatannya. Setelah menghadap Raja Mesir ia ditanya : “Siapakah perempuan itu ? “Saudaraku, “jawab Ibrahim, sengaja ia berbohong, sebab jika ia berkata terus terang tentu ia akan dibunuh Raja Mesir dan istrinya akan dirampas. Perbuatan Ibrahim ini menjadi kaidah, boleh berbohong dalam keadaan terdesak dan terancam bahaya.

Nabi Ibrahim dan istrinya boleh tinggal di istana, pada suatu hari Sarah dapat menyembuhkan sakit Raja Mesir yaitu sepasang tangan Raja itu mengatup rapat tak dapat digerakkan, atas jasanya itu Sarah kemudian diberi hadiah seorang budak perempuan bernama Hajar. Dan dengan ikhlas hajar kemudian diberikan kepada Ibrahim untuk dijadikan Istri. Di Mesir, Ibrahim dapat hidup tentram dan makmur. Hartanya melimpah ruah. Tapi justru ini menjadikan iri hati bagi penduduk asli Mesir. Maka Ibrahim kemudian memutuskan kembali ke Palestina. Sejak saat itu Palestina dijadikan tempat tinggalnya. Di jadikan tanah airnya dan dijadikan tempat untuk menyembah Allah. Di Negeri Palestina itu Hajar melahirkan seorang anak lelaki yang bernama Ismail. Tak lama kemudian Sarah juga melahirkan anak laki-laki dan dinamakan Ishak.

Baca Sebelumnya Kisah Nabi Ibrahim Part 1
loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Putra Anggo : Kisah Nabi Ibrahim Part 2 Silahkan baca artikel Putra Anggo Blogger Kacangan Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Putra Anggo : Kisah Nabi Ibrahim Part 2 Sebagai sumbernya

0 Response to "Putra Anggo : Kisah Nabi Ibrahim Part 2"

Post a Comment

Artikel Lainnya