9 dari 10 Orang Hipertensi Karena Faktor Keturunan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi memang diketahui merupakan suatu kondisi yang diturunkan. Sebanyak 9 dari 10 orang yang menderita hipertensi terbukti karena factor keturunan.
Sekitar 90-95 persen atau dari 10 penderita hipertensi karena factor keturunan, jadi artinya sudah ada bakat yang diturunkan, ujar Prof Dr Jose Roesma, SpPD-KGH
Ia menuturkan bakat ini bias dari orang tua, paman, kakek,
nenek, atau bibinya dan baru akan muncul atau berkembang kalau situasi serta
lingkungan sekitarnya mendukung. Karena factor keturunan ini tidak bias
dielakkan, maka lingkungan ini yang harus dijaga misalnya menjaga berat badan,
tidak mengonsumsi garam berlebih dan oahraga agar tidak menjadi hipertensi.
Hipertensi ini biasanya diam-diam atau tidak memiliki gejala
yang muncul, kadang setelah 5-10 tahun baru terasa atau sudah ada komplikasinya. Diperkirakan terdapat 76 persen kasus hipertensi
dimasyarakat yang belum terdianogsis, dalam hal ini seseorang tidak bahwa
dirinya mengidap hipertensi. Hal ini karena hipertensi tidak menunujukkan
gejala atau keluhan apapun sehingga sering disebut the silent killer.
Senada dengan itu juga diungkapkan Prof Dr Rully M A Roesli,
SpPD-KGH. Ia mengatakan tingginya prevalensi hipertensi diduga terkait erat
dengan gaya hidup, tingkat stress, pola makan terutama dalam hal konsumsi garam
serta kurangnya aktifitas fisik. Berdasarkan data Riskesdas 2007 diketahui
hamper seperempat (24,5 persen) penduduk
Indonesia berusia di atas 10 tahun mengonsumsi satu kali atau lebih makanan
asin setiap harinya. Kalau seseorang sudah memiliki tekanan darah tinggi maka
harus mengubah gaya hidupnya dan juga mengonsumsi obat. Karena kalau tidak
dalam 10 tahun tinggal pilih jantung, stroke atau cuci darah, ujarnya.
Tekanan darah tinggi dibilang normal jika nilainya 120/80
dan dikatakan tekanan darah tinggi jika nilainya 140/90. Dan tekanannya
diantara 120-140 untuk sistolik dan 80-90 untuk diastoliknya, maka disebut
dengan prehiperrtensi. Oarng yang prehipertensi ini harus hati-hati dan menjaga
pola hidupnya agar tidak menimbulkan komplikasi.
Prof Rully mengungkapkan dalam mengukur tekanan darah juga
harus dilakukan dengan benar, seperti dalam posisi duduk, tidak habis merokok,
tidak habis minum kopi, tidak setelah olahraga, tidak penuh kondisi kandung
kemihnya dan alatnya sudah dikalibrasi. Untuk itu mengukur tekanan darah itu penting dan harus
dilakukan secara teratur dan benar., sebaiknya semua orang tahu berapa tekanan
darah yang dimilikinya, sama seperti ketika dia tahu apa golongan darahnya,
ujar Prof Rully.
Masyarakat harus mengetahui bahwa hipertensi ini adalah kondisi medis yang serius, bias menimbulkan komplikasi dan tidak boleh disepelekan. Karenanya periksalah tekanan darah secara teratur , berkala dan benar.
loading...
0 Response to "9 dari 10 Orang Hipertensi Karena Faktor Keturunan"
Post a Comment